Rabu, 17 Oktober 2012

Laporan dan Proposal

A.Pengertian laporan Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan. Pengertian lain, Laporan merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan secara tertulis atau lisan mengenai sesuatu hal tertentu sesuai dengan tujuan penulisannya. Uraian berikut akan lebih ditekankan pada pembahasan hal-hal yang berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang secara resmi dijadikan sebagai sumber informasi, alat pertanggungjawaban, dan alat pengambilan keputusan dalam kehidupan organisasi. Dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas. B. Prinsip-prinsip Penulisan laporan Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi juga. Supaya dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif, sebuah laporan harus memenuhi syarat–syarat berikut ini. 1. Lengkap Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap 2. Jelas Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan komunikatif 3. Benar / akurat Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan. 4. Sistematis Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa. 5. Objektif Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam me nilai sesuatu. 6. Tepat waktu Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan. C. Jenis Laporan Laporan dapat digolongkan menurut : 1. Maksud pelaporan a. Laporan informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat dan terinci. b. Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan. c. Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini. d. Laporan Pertanggungjawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat evaluatif). e. Laporan Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik. 2. Bentuk Laporan a. Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi. b. Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi. c. Laporan berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar. d. Laporan berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan. e. Laporan berbentuk formulir yaitu laporan yang tinggal mengisi pada formulirnya atau pada blangko yang disediakan. f. Laporan berbentuk buku yaitu laporan yang disusun dalam bentuk buku. 3. Waktu Penyampaian a. Laporan Insidental; Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap. b. Laporan Periodik; Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya. D. Sistematika Pembuatan laporan ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitandengan data-data yang akurat dan lengkap.Laporan ilmiah atau laporan formal terdiri atas: 1.bagian awal, terdiri atas :a.halaman judul:judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penuli, intansi asal, kotapenyusunan,dan tahun.b. halaman pengesahan (jika perlu)c. halaman motto/semboyan(jika perlu)d. halaman persembahan (jika perlu)e. prakataf.daftar isig.daftar tableh. daftar grafiki. daftar gambar j.abstrak: uraian singkat tentang isi laporan 2. bagian isia.bab I pendahuluan berisi tentang(1) latar belakang(2)identitas masalah(3) pembatasan masalah(4)rumusan masalah(5) tujuan dan manfaatb. bab II: kajian pustakac. Bab III:metoded. bab IV:pembahasane. bab V: penutup 3. bagian akhir a. daftar pustakab.daftar lampiranc. indeks : daftar istilah E. Tujuan Laporan Laporan adalah satu bentuk penyataan yang logikal dan tersusun. Ianya mengandungi bahagian-bahagian, tajuk-tajuk dan subtajuk-subtajuk. Sebab-sebab laporan ditulis;  Mengenal pasti masalah  Memberikan maklumat dan fakta  Mencadangkan penyelesaian  Mencadangkan tindakan yang perlu dilakukan  Membuat kesimpulan  Menilai sesuatu penyelidikan atau aktiviti  Membuat rekod sesuatu peristiwa  Menganalisi aktiviti perniagaan  Mensintesis sesuatu pelan tindakan  Menghuraikan sesuatu peristiwa, prosedur, tindakan dll.  Laporan boleh berbentuk pendek atau panjang dalam format informal atau formal 2.2. Proposal A. Pengertian Proposal Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja atau langkah-Iangkah untuk melakukan kegiatan. B. Jenis Proposal a. Proposal ilmiah sederhana, misalnya proposal penelitian, proposal diskusi ilmiah (seminar, lokakarya, dan sebagainya). b. Proposal kegiatan kemasyarakatan. seperti proposal pembangunan masjid, proposal pertandingan olahraga, proposal pentas seni. dan sebagainya C. Sistematika proposal kegiatan ilmiah sederhana: (1) Judul atau nama kegiatan ilmiah Kunci: • Setiap awal kata yang merupakan judul proposal harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital. kecuali kata tugas (yang, dan, atau, dengan, di, ke, dari, dan sebagainya) • Setiap kata tugas tidak diperbolehkan berada di akhir bans (jika judul lebih dari satu baris). • Pada akhir judul tidak boleh diberi tanda titik. Contoh: (a) Upaya Penanggulangan Kenakalan Pelajar di Jabotabek (b) Proposal Seminar Kegiatan Bulan Bahasa Tahun 2009 SMK Mulia DKI Jakarta (2) Latar Belakang Kunci: • Berisi kondisi atau kesenjangan-kesenjangan yang ada di lapangan, • Terdapat ulasan tentang kedudukan masalah yang akan dikupas. • Diakhiri dengan kondisi harapan atau hasil penelitian yang diharapkan. Contoh: Kenakalan pelajar di Jabotabek dinilai para tokoh masyarakat, pendidik, dan aparat keamanan sebagai kenakalan yang tidak wajar. Tindakan raereka anarkis dan cenderung ke arah kriminal. Bayangkan saja, hanya karena alasan ulang tahun sekolahnya, sekelompok pelajar di Tangerang menyerang pelajar sekolah lain dengan menggunakan senjata tajam. Tokoh masyarakat, guru, orang tua, dan pihak kepolisian cukup dibuat bingung menghadapi permasalahan ini. Sebenamya, apakah yang salah dengan dunia pendidikan kita? Tentu tidaklah bijak kalau kita menyalahkan guru, orang tua atau mungkin siswa itu sendiri? Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang lebih raendalam agar masalah tersebut terjawab dengan arif dan bijak. (3) Perumusan Masalah Kunci: • Berbentuk kalimat tanya, • Menghendaki jawaban yang akan dikupas dalam bab pembahasan Contoh: (a) Sejauh manakah upaya penanggulangan kenakalan pelajar di Jabotabek? (b) Apakah yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan pelajar di Jabotabek? (4) Tujuan Penelitian Kunci: • Rumusan tuiuan harus konsisten dengan masalah. • Benipa hasil yang ingin dicapai. Contoh: (a) Untuk mengetahui sejauh mana upaya penanggulangan kenakalan pelajar di Jabotabek. (b) Untuk mengetahui latar belakang terjadinya kenakalan pelajar di Jabotabek. (5) Hipotesis Kunci: • Merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. • Dirumuskan dalam kalimat alternatif bukan kalimat tanya. • Hanya untuk penelitian kualitatif bukan deskriptif. Contoh: (a) Ada hubungan antara kenakalan pelajar di Jabotabek dengan kondisi ekonomi orang tua. (b) Guru, orang tua, dan aparat kepolisian memiliki peranan yang sangat penting dalam menanggulangi kenakalan pelajar di Jabotabek. (6) Metode Penelitian Metode yang biasanya digunakan dalam penelitian ilmiah adalah metode deskriptif dan metode eksperimental penelitian. Adapun dalam pengumpulan data digunakan teknik angket, wawancara, observasi, dan sebagainya. (7) Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penehtian maksudnya adalah tempat penelitian, misalnya SMK Mulia Jakarta. Sedangkan sampel penehtian adalah objek yang dijadikan sasaran penelitian, misalnya dari 150 siswa yang menjadi responden diambil 50 siswa sebagai sampel penehtian dengan menggunakan teknik random sampling. (8) Jadwal Penelitian Jadwal kegiatan berisi tentang nama kegiatan dan waktu pelaksanaannya. (9) Daftar Pustaka Berisi daftar buku, majalah, koran, atau media massa lainnya yang dijadikan sebagai acuan penulisan proposal (lihat cara penulisan daftar pustaka). Sistematika Proposal Kegiatan Kemasyarakatan (1) Judul proposal (sama dengan proposal kegiatan ilmiah) (2) Latar Belakang (sama dengan proposal kegiatan ilmiah) (3) Tujuan (sama dengan proposal kegiatan ilmiah) (4) Landasan Apa yang melandasi diadakannya kegiatan ini, misalnya: • Program kerja; • Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga: • Pasal 29 UUD 1945 (untuk kegiatan keagamaan); dan sebagainya. (5) Jenis Kegiatan Jenis kegiatan adalah kegiatan yang diprogramkan dari persiapan sampai pelaksanaan kegiatan bahkan sampai evaluasi, misalnya: • penyusunan proposal; • pembangunan masjid; • penyebaran proposal; • evaluasi kegiatan. • rapat kepanitiaan; (6) Pelaksanaan Kegiatan Berisi waktu, kapan kegiatan itu dilaksanakan, misalnya: Kegiatan pembangunan masjid Al Mubarak ini dilaksanakan dari Januari s.d. Juni 2009. (7) Kepanitiaan Berisi daftar nama panitia, misalnya panitia pembangunan masjid Al Mubarak Jakarta dan uraian tugasnya. (8) Pembiayaan Pada bagian pembiayaan ini berisi: • jumlah biaya yang sudah dipersiapkan • rencana bantuan (dari pengajuan proposal) • rencana penggunaan biaya • saldo dari pemasukan dan pengeluaran biaya. (9) Penutup Bagian penutup proposal kegiatan biasanya berisi tentang harapan akan terkabulnya kegiatan tersebut. (10) Lampiran Hal-hal yang dapat membantu untuk memperkuat atau memperjelas tujuan proposal dapat dijadikan lampiran proposal. Misalnya sketsa masjid untuk proposal kegiatan pembangunan masjid. Bahkan, daftar panitia, anggaran biaya, dan daftar nama peserta pun dapat dimasukkan dalam lampiran dengan catatan diberi keterangan terlampir. D. Proposal Penelitian Proposal Penelitian dibagi 4 yaitu: 1. Proposal Penelitian Pengembangan 2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka 3. Proposal Penelitian Kualitatif 4. Proposal Penelitian Kuantitatif 1. Proposal Penelitian Pengembangan Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda. Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan. 2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah. 3. Proposal Penelitian Kualitatif Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan. 4. Proposal Penelitian Kuantitatif Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar